Field break, Bali,
Uluwatu
Akhirnya Field break pun tiba,
saatnya bergegas untuk liburan untuk satu minggu kedepan dan kali ini Bali
menjadi tujuan.
Mobil yang mengantarkan aku
melaju dengan kecepatan 50 km/jam, maklum jalan rusak dari site tempak ku bekerja,
hamper sepajang jalan melintasi tepian pantai Sulawesi tengah nan eksotis, laut
membentang biru dengan ombak yang tidak begitu besar, hampr 2 jam akhirnya tiba
di tempat penginapan untuk bermalam, karena pesawat yang aku tumpangi berangkat
jam 6 pagi, hari pun mulai larut time to rest besok harus bangun pagi sekali
sekitar pukul 4 pagi.
Pertama: mobil melaju bandara dengan jarak
tempuh 70 km / jam membelah kesunyian pagi hari kota Luwuk ibukota kabupaten
Banggai, kurang lebih 15 menit perjalanan sampailah di Bandara Syukuran
Aminudin, bandara kecil dengan mengoperasikan 2 maskapai penerbangan Sriwijaya
dan Wings Air. Bawa an sudah siap dan langsung menuju loket untuk Check in
setelah selesai menuju ruang tunggu sekitar 30 menit menunggu kemudian terdengar
informasi keberangkatan dan bergegas menuju pesawat.
Bandara Syukuran
Aminudin
Jarak tempuh Luwuk – Makassar sekitar satu jam,
dan saatnya untuk memejamkan mata sejenak (masih Ngantuk), Susana dalam pesawat
sunyi senyap dan sesekali ada beberapa informasi mengenai keadaan cuaca di
luar,pesawat sedikit berguncang..aah sudah biasa untuk pesawat sekecil ini
dengan perubahan cuaca di luar. Satu jam berlalu dan waktu pendaratanpun mulai dekat,terliaht
rumah rumah berjejer terlihat dari ketinggian serta gunung yang menjulang.
pesawat mulai memposisikan untuk pendaratan dan tak lama kemudian pesawat
mendarat di Bandara Sultan Hassanudin Makassar, bergegas menuju bandara untuk
transit menuju Denpasar, kemudian menuju loket untuk checkin, dan lanjut menuju
ruang tunggu tepatnya di Gate 1 untuk tujuan Denpasar, setelah 2 jam menunggu
panggilanpun terdengar dari kejauan untuk keberangkatan menuju Denpasar, and
Let’s go for Bali.
Gate 1 Bandara Sultan
Hassanudin Makassar
Perjalanan akan di tempuh selama
2 jam menuju Bandara Ngurah Rai,Bali. Bergegas menaiki pesawat dan kebanyakan
penumpang merupakan wisatawan domestic maupun luar yang ingin berlibur ke Bali.
Bali I’m Coming… setelah 2 jam sampailah di pulau Dewata (Island of God).
Meluncur menuju hotel untuk 4 hari kedepan dan kuta tempat yang paling stategis
dan banyak pilihan hotel dengan berbagai tarif. Wisatawan bali hampir di
dominasi dari luar negeri tidak heran kalau Bali sangat terkenal dibanding
dengan Jakarta yang notabene ibukota Indonesia.sesampainya di hotel istirahat
sejenak dan mulai preapare untuk tujuan
wisata.
Uluwatu
Uluwatu
Perjalanan selama satu jam
terbayar sudah dengan keindahan Uluwatu, kemudian bergegas menuju loket
pembelian tiket dan mulailah memilih kain untuk di kenakan selama didalam
kawsan pura luhur Uluwatu. Siapa yang tidak terkagum kagum melihat keindahan
uluwatu, dengan tebing yang begitu eksotis, laut yang membiru dengan deburan
ombak menghempas karang it’s really the Island of God. Tebing curam di atasnya
terdapat arena untuk pertunjukan tari kecak dan Pura Luhur Uluwatu.
Pintu Masuk Pura
Luhur Uluwatu
Kebetulan pada saat saya
berkunjung terdapat upacara keagamaan dan bisa meliahat aktifitas keagamaan
disana.
Upacara di Pura Luhur
Tarian pengiring dalam ritual doa di Pura Luhur Uluwatu
Pemimpin Doa
Uluwatu dari sisi lain
Terlihat Pura Luhur dari kejauhan persis di atas tebing terjal yang menjulang, deburan ombak menghantam bagian bawah tebing. Sejauh mata memandang hamparan samudera hindia yang terbentang luas,
Tebing Uluwatu
Kera di sepanjang jalan di sisi tebing (tambun dan sehat)
Kera merupakan salah satu binatang yang di anggap suci di Bali tumbuh dengan sehat asupan makanan disekitar pura sangat terpenuhi sampai di buatkan kolam untuk kera-kera tersebut.
Berpose setelah upacara
Banyak para peserta upaca berasal dari berbagai kota di Bali, selesai upacara mereka menikamati pemandangan di sisi tebing Uluwatu.
Sunset Uluwatu
Tari Kecak
Hanuman dikelilingi bara api merupakan bagian dari cerita tari kecak Uluwatu
Penari kecak Uluwatu
Tari kecak Uluwatu adalah jenis tarian Bali yang apling unik, dan tidak diiringai oleh alat musik/ gamelan apapun tetapi diiringi dengan paduan suara sekitar 70 orang penari. Jadwal pementasan setiap hari rabu mulai pukul 18:00 sampai dengan selesai.Tarian kecak ini berasal dari tarian sakral (Sang Hang), pada tari Sang Hyang seorang yang sedang kemasukan roh berkomunikasi dengan dewa atau leluhur yang sudah disuciakan. Dengan menggunakan si penari sebagai media penghubung para Dewa atau leluhur yang menyampaikan sabdanya. Pada tahun 1930-an mulailah disisipkan cerita epos ramayana kedalam tarian tersebut. Terdapat bebrapa adegan yang akan di pertujukan.
Adegan I: Rama, Shinta dan Kijang emas
Adegan II: Sinta , Rahwana, Bhagawan dan Garuda
Adegan III: Twalen, Rama, Truna laksamana dan Hanoman
Adegan IV: Shinta, Trijata dan Hanoman.