Minggu, 07 Desember 2014

Sulawesi Selatan, Toraja

Fieldbreak is coming..
Saatnya untuk melanjutkan plan yang sudah di buat, fieldbreak kali ini berencana explore sulawesi selatan. Seperti biasa dimulai dari Luwuk menuju makassar waktu tempung 2 jam mengginakan pesawat, setibanya di makassar ge langsng bergegas menuju enrekang, kota terdekat dengan toraja, pesawat sampai sekitar jam 1 siang kemudian prepare di makassar dan berangkat ke enrekang sekitar jam 4 , perjalananpun dimulai ,waktu tempung mengendarai mobil menghabiskan 5 jam, yaa lumayan jauh, melintasi trans sulawesi menuju pare-pare (tempat habibie dilahirkan) kemudian menuju sidenreng rappang perjalanan dilanjutkan sampai ke peristirahatan pertama untuk sholat magrib dan isya skalian kemudian di lanjutkan kembali menuju enrekang, sayangnya hari sudah gelap kiri kanan sudah tidak tampak lagi pemandangan spekta enrekang..jam 9 malam sampai di enrekang, menginap di keluarga bugis yang hangat dan arsitektur rumah yang terbuat dari kayu semua..sontak gw tercengang..it's awesome, gw paling suka rumah terbuat dari kayu, gw langsung bergegas mandi lepas tuh langsung rebahan untuk persiapan besok menuju toraja.
Suasanan di pagi hari di enrekang

Pagi hari gw sudah bangun..ibadah dan prepare untuk toraja, berbincang bincang pagi dengan keluarga bugis, benar-benar menginspirasi keluarga yang ramah,hangat terpampang foto-foto wisuda anak-anaknya overall semuanya sukses dan lulusan dari tempat ternama semua, dari orangtua seorang guru SMP & SMA menghasilkan anak-anak yang berkualitas dan membanggakan, Potret kehidupan yang sederhana menghadirkan kisah yang luar biasa. Ibu nya senang sekali dengan tanaman, tak ayal banyak sekali tanaman disekeliling rumah dirawatnya dengan teliti, sampai-sampai posisi pot yang di pindahpun akan ketahuan jika di pindah sembarangan. Pagi itu gw langsung menuju atap dan subhanallah sungguh infah pemandangan yang disajikan dikelilingi bukit dan gunung , Cekko nama kotanya tepat di lembah enrekang, sunyi dan segar udaranya..
Matahari mulai tinggi, jam 8 langsung bergegas menuju Toraja, semua sudah siap dan berangkat.
Lakipadada pahlawan dari Toraja

Sampai diperhentian pertama menuju toraja, tepatnya di alun-alun bukit sioan, terdapat danau di tengahnya dan dikelilingi gereja di atas bukit, benar-benar indah. Bersantai sejenak sambil menikmati es kelapa dan pisang goreng khas toraja,
Kete kesu, jajaran Tongkonan 

Jajaran tongkonan usianya sudah ratusan tahun masih berdiri kokoh dan ada beberapa yang sudah di renovasi, sering diadakan festival jazz tahunan diadakan disini.
Pemakaman di Toraja
Adat dan cara pemakaman ditoraja ditempatkan di Goa yang berisi tulang belulang yang usianya sudah puluhan bahkan ratusan tahun, sebelum prmakaman dilakukan upacara yang memakan banyak biaya dengan syarat upacara harus lengkap, yang terkenal adalah harus menyiapkan tedong (kerbau) yang hargnya puluhan sampai ratusan juta. Tedong yang terkenal yaitu tedong Bonga seharga 400 juta an. 

Souvenir From Toraja

Ukiran yang dipahat pada sebuah kayu khas toraja, anak perempuan yang sedang mengukir di depan toko souvenir nya sendiri.
Souvenir From Toraja



Minggu, 27 Juli 2014

Field break, Bali, Uluwatu

Field break, Bali, Uluwatu
Akhirnya Field break pun tiba, saatnya bergegas untuk liburan untuk satu minggu kedepan dan kali ini Bali menjadi tujuan.
Mobil yang mengantarkan aku melaju dengan kecepatan 50 km/jam, maklum jalan rusak dari site tempak ku bekerja, hamper sepajang jalan melintasi tepian pantai Sulawesi tengah nan eksotis, laut membentang biru dengan ombak yang tidak begitu besar, hampr 2 jam akhirnya tiba di tempat penginapan untuk bermalam, karena pesawat yang aku tumpangi berangkat jam 6 pagi, hari pun mulai larut time to rest besok harus bangun pagi sekali sekitar pukul 4 pagi.
Pertama: mobil melaju bandara dengan jarak tempuh 70 km / jam membelah kesunyian pagi hari kota Luwuk ibukota kabupaten Banggai, kurang lebih 15 menit perjalanan sampailah di Bandara Syukuran Aminudin, bandara kecil dengan mengoperasikan 2 maskapai penerbangan Sriwijaya dan Wings Air. Bawa an sudah siap dan langsung menuju loket untuk Check in setelah selesai menuju ruang tunggu sekitar 30 menit menunggu kemudian terdengar informasi keberangkatan dan bergegas menuju pesawat.
Bandara Syukuran Aminudin

Jarak tempuh Luwuk – Makassar sekitar satu jam, dan saatnya untuk memejamkan mata sejenak (masih Ngantuk), Susana dalam pesawat sunyi senyap dan sesekali ada beberapa informasi mengenai keadaan cuaca di luar,pesawat sedikit berguncang..aah sudah biasa untuk pesawat sekecil ini dengan perubahan cuaca di luar. Satu jam berlalu dan waktu pendaratanpun mulai dekat,terliaht rumah rumah berjejer terlihat dari ketinggian serta gunung yang menjulang. pesawat mulai memposisikan untuk pendaratan dan tak lama kemudian pesawat mendarat di Bandara Sultan Hassanudin Makassar, bergegas menuju bandara untuk transit menuju Denpasar, kemudian menuju loket untuk checkin, dan lanjut menuju ruang tunggu tepatnya di Gate 1 untuk tujuan Denpasar, setelah 2 jam menunggu panggilanpun terdengar dari kejauan untuk keberangkatan menuju Denpasar, and Let’s go for Bali.

Gate 1 Bandara Sultan Hassanudin Makassar

Perjalanan akan di tempuh selama 2 jam menuju Bandara Ngurah Rai,Bali. Bergegas menaiki pesawat dan kebanyakan penumpang merupakan wisatawan domestic maupun luar yang ingin berlibur ke Bali. Bali I’m Coming… setelah 2 jam sampailah di pulau Dewata (Island of God). Meluncur menuju hotel untuk 4 hari kedepan dan kuta tempat yang paling stategis dan banyak pilihan hotel dengan berbagai tarif. Wisatawan bali hampir di dominasi dari luar negeri tidak heran kalau Bali sangat terkenal dibanding dengan Jakarta yang notabene ibukota Indonesia.sesampainya di hotel istirahat sejenak  dan mulai preapare untuk tujuan wisata.


Uluwatu
Uluwatu

Perjalanan selama satu jam terbayar sudah dengan keindahan Uluwatu, kemudian bergegas menuju loket pembelian tiket dan mulailah memilih kain untuk di kenakan selama didalam kawsan pura luhur Uluwatu. Siapa yang tidak terkagum kagum melihat keindahan uluwatu, dengan tebing yang begitu eksotis, laut yang membiru dengan deburan ombak menghempas karang it’s really the Island of God. Tebing curam di atasnya terdapat arena untuk pertunjukan tari kecak dan Pura Luhur Uluwatu.

Pintu Masuk Pura Luhur Uluwatu


Kebetulan pada saat saya berkunjung terdapat upacara keagamaan dan bisa meliahat aktifitas keagamaan disana. 
Upacara di Pura Luhur

 Tarian pengiring dalam ritual doa di Pura Luhur Uluwatu

Pemimpin Doa
Uluwatu dari sisi lain

Terlihat Pura Luhur dari kejauhan persis di atas tebing terjal yang menjulang, deburan ombak menghantam bagian bawah tebing. Sejauh mata memandang hamparan samudera hindia yang terbentang luas, 
Tebing Uluwatu

Kera di sepanjang jalan di sisi tebing (tambun dan sehat)

Kera merupakan salah satu binatang yang di anggap suci di Bali tumbuh dengan sehat asupan makanan disekitar pura sangat terpenuhi sampai di buatkan kolam untuk kera-kera tersebut.
Berpose setelah upacara

Banyak para peserta upaca berasal dari berbagai kota di Bali, selesai upacara mereka menikamati pemandangan di sisi tebing Uluwatu.
                   
Sunset Uluwatu

 Tari Kecak

 Hanuman dikelilingi bara api merupakan bagian dari cerita tari kecak Uluwatu

Penari kecak Uluwatu

Tari kecak Uluwatu adalah jenis tarian Bali yang apling unik, dan tidak diiringai oleh alat musik/ gamelan apapun tetapi diiringi dengan paduan suara sekitar 70 orang penari. Jadwal pementasan setiap hari rabu mulai pukul 18:00 sampai dengan selesai.Tarian kecak ini berasal dari tarian sakral (Sang Hang), pada tari Sang Hyang seorang yang sedang kemasukan roh berkomunikasi dengan dewa atau leluhur yang sudah disuciakan. Dengan menggunakan si penari sebagai media penghubung para Dewa atau leluhur yang menyampaikan sabdanya. Pada tahun 1930-an mulailah disisipkan cerita epos ramayana kedalam tarian tersebut. Terdapat bebrapa adegan yang akan di pertujukan.
Adegan I: Rama, Shinta dan Kijang emas
Adegan II: Sinta , Rahwana, Bhagawan dan Garuda
Adegan III: Twalen, Rama, Truna laksamana dan Hanoman
Adegan IV: Shinta, Trijata dan Hanoman.